Penyelenggara Asosiasi Logistik Indonesia didukung oleh Kemeterian Perdagangan RI
Forum Diskusi: Peranan Kereta Api dalam Logistik
Kamis pagi ,
20 Maret 2014 telah diadakan diskusi tentang 'Peran Kereta Api dalam
Logistik' yang diselenggarakan oleh Asosiasi Logistik Indonesia (ALI)
yang didukung juga oleh Direktorat Logistik Kementerian Perdagangan RI,
bertempat di Gedung Kementerian Perdagangan. Ini adalah diskusi awal
tentang topik yang diikuti Kementerian Perdagangan, PT. Kereta Api
Indonesia (KAI), penyedia jasa logistik, serta para professional yang
telah dan berencana untuk menggunakan angkutan kereta api.
Salah satu tujuan dalam pengembangan Sistem Logistik Nasional
(SISLOGNAS) adalah untuk mendistribusikan barang-barang komoditas secara
luas, BUMN diharuskan menggunakan infrastruktur nasional terutama dalam
kasus kekurangan kebutuhan primer atau bencana alam di beberapa daerah,
seperti yang disampaikan oleh Bapak Drs. Charles Sagala, MM selaku
Direktur Logistik dan Sarana Distribusi Kementerian Perdagangan RI pada
saat membuka acara ini.
"Efisiensi Logistik belum terjadi di Indonesia. Bahkan di pulau
Jawa, memang betul perekonomian telah tumbuh dan fasilitas kota telah
dikembangkan. Tetapi, bagaimana tentang pengembangan kargo? Ini masih
perlu ditingkatkan", urai beliau. Beliau juga mengungkapkan bahwa
saatini, penggunaan angkutan kereta api di Indonesia hanya sekitar0,5% .
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa ALI sebagai asosiasi logistik
mengerti dengan baik permasalahan infrastruktur yang ada saat ini dan
berinisiatif untuk memulai forum diskusi semacam ini. “Tujuan dari forum
ini adalah untuk memberikan umpan balik dan rekomendasi mengenai peran
angkutan kereta api di dalam SISLOGNAS”.
Forum ini dilanjutkan dengan masukan dari masing-masing pembicara
utama. Bapak Hendy Helmi, VP Komersial PT. Kereta Api Indonesia
mempresentasikan pengembangan angkutan kereta api barang yang telah dan
akan dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia.
Strategi Pengembangan di KAI
Beberapa poin yang harus
diperhatikan pada presentasi beliau adalah rencana pembangunan terminal
di Pulau Jawa. Ada beberapa terminal – terminal kecil yang sedang
dikembangkan dengan maksud untuk mendukung kawasan industry untuk
memiliki akses dalam kereta api. Selain itu, Pak Hendy juga menjelaskan
bahwa saat ini KAI mempunyai investasi di bidang infrastruktur dasar,
seperti mengembangkan trek dan memperluas jumlah gerobak dan kontainer,
dan fasilitas terminal.
"KAI juga melakukan modifikasi gerbong supaya digunakan untuk
komoditas yang berbeda seperti gerbong terbuka, gerbong tertutup atau
gerbong tangki untuk air minum. Hal ini untuk mendukung bisnis untuk
memiliki lebih banyak pilihan", jelas Pak Hendy. Selain itu, ia
menyatakan bahwa bisnis bias meminta kerjasama dengan KAI untuk memiliki
area infrastruktur kereta api selama itu sejalan dengan rencana
investasi KAI. Kemitraan semacam ini akan didorong oleh volume, skala
waktu, biaya, jenis komoditas dan jarak yang perlu dibahas bersama-sama
dengan KAI.
Kepedulian dari Perusahaan Transportasi Darat
Pembicara kedua
yang cukup mengherankan adalah Bp. Kyatmaja Lookman selaku Direktur
Lookman Djaja, sebuah perusahaan transportasi darat. Perusahaan beliau
adalah penyedia jasa transportasi darat, yang bila dilihat sekilas
merupakan pesaing dari angkutan kereta api. Meskipun demikian, beliau
juga turut aktif peduli terhadap pengembangan moda angkutan ini.
Bp. Kyatmaja menjelaskan bahwa ada kebutuhan sebagai angkutan jalan
untuk memiliki dukungan dari angkutan kereta api karena biaya logistik
di Indonesia yang masih sangat tinggi. "Jika truk dan kereta api tidak
mendukung satu sama lain, bisnis atau bahkan ekonomi mungkin melambat
yang akan mempengaruhi perekonomian nasional secara keseluruhan. Pada
akhirnya kedua pemain modalitas dan pengguna akan mendapatkan pengaruh
buruk ", Pak Kyatmaja berbicara tentang keprihatinannya.
Dia setuju bahwa angkutan kereta api lebih cepat untuk distribusi
antara terminal kereta api. Namun, ia juga menyatakan bahwa angkutan
kereta api sebenarnya lebih lambat untuk pengiriman door-to-door.
Sudut Pandang dari Pengguna Jasa Logistik
Dua pembicara terakhir, mewakili sudut pandang pengguna jasa
logistik. Narasumber ketiga adalah Mr Michel Antraigue sebagai Konsultan
Bisnis yang telah ditunjuk oleh Danone Aqua dalam program ADRA untuk
mulai menggunakan angkutan kereta api.
Latar belakang untuk memulai program ADRA adalah bahwa sekitar 400
truk meninggalkan pabrik Aqua dari Sukabumi menuju Jakarta setiap hari
untuk memasok kebutuhan konsumen. Dengan jumlah truk sebanyak itu,
menyebabkan kemacetan, polusi, dan isu-isu kemanusiaan dari masyarakat
sekitar. Oleh karena itu mengetahui bahwa ada fasilitas kereta api dekat
pabrik di Cicurug, perusahaan melihat kesempatan untuk memiliki
alternative moda stransportasi yang berbeda.
Setelah menganalisa kemungkinan proyek, Mr. Antraigue menunjukkan
bahwa ada beberapa kendala dalam penerapan moda ini. Pertama adalah
belum ada daerah transisi memindahkan barang dari kereta api ke truk.
Selain itu, infrastruktur di terminal Cicurug juga dalam kondisi buruk.
Ditambah dengan daya tarik lokomotif tidak cukup kuat untuk menarik
beban penuh gerobak .
"Sangat sulit untuk menggunakan angkutan kereta api sebagai
alternatif alat transportasi. Karena tidak ada subsidi dari pemerintah,
tidak diizinkan adanya volume yang berlebihan, prosedur keamanan yang
ketat, dan tidak ada custom clearance. Di sisi lain, permintaan
perusahaan terus meningkat untuk menggunakan transportasi darat yang
digunakan saat ini", urai Mr. Antraigue .
Bp. Mathias Kasih adalah pembicara terakhir, yang merupakan ahli
Logistik dan memiliki pengalaman di sebuah perusahaan FMCG di Indonesia.
Ia menguraikan bahwa poin utama yang dipertimbangkan oleh pengguna
dalam memilih alat transportasi adalah efisiensi.
Dalam perusahaan sebelumnya, ia mengatakan bahwa perhatian utama
dating dari masalah lingkungan. Hal ini mempengaruhi sekitar 60% dari
volume perusahaan yang sudah menggunakan angkutan kereta api. Secara
strategis, perusahaan mengangkut barang untuk pelanggan di Jakarta
dengan menggunakan truk dan saat mengangkut barang untuk pabrik di
Surabaya menggunakan kereta api.
Beliau berharap KAI dapat menyelesaikan pembangunan double track
secepat mungkin untuk meningkatkan kapasitas sehingga biaya dapat
diturunkan. Poin terakhir adalah bahwa kualitas barang yang
didistribusikan menggunakan kereta api memiliki kualitas yang lebih baik
daripada menggunakan truk.
Diskusi Terbuka tentang Isu yang Terkait
Diskusi
dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab antara pembicara dan seluruh
peserta. Diskusi dilaksanakan dengan simbiotik dimana pembicara dan
peserta bersama-sama mengeluarkan suara untuk isu-isu yang ada dalam
topic ini. Ada beberapa pokok bahasan selama diskusi terbuka yang
dirangkum di bawahini.
• Dalam cetak biru SISLOGNAS, kereta api kargo dianggap
sebagai prioritas. Peran angkutan kereta api perlu dijadikan sebagai
solusi logistik yang ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi pada
saat barang berpindah dari truk ke kereta api. Untuk itu perlu
dirumuskan rencana yang terintegratif sebagai rekomendasi kepada
pemerintah sehingga tindakan yang efektif dapat dilakukan secara
bersama-sama .
• KAI meyakinkan bahwa pangsa pasar untuk LSP
(Logistics Service Provider) di angkutan kereta api adalah pasar
terbuka. Fakta bahwa KAI memiliki anak perusahaan yang menyediakan jasa
logistik adalah untuk mendukung KAI karena kurangnya pemain serupa di
pasar saat ini.
• KAI juga membuka kesempatan bermitra dengan pihak
lain. Meskipun kemitraan saat ini masih terbatas pada perusahaan besar,
itu tidak berarti bahwa perusahaan-perusahaan kecil tidak bias menjadi
mitra KAI dalam pengembangan fasilitas di area tertentu. Usaha kecil di
daerah yang sama dapat berkolaborasi untuk memanfaatkan kapasitas mereka
dan bersama-sama mengusulkan kemitraan dengan KAI .
• KAI merencanakan untuk tidak lagi membatasi berat
kontainer 40 ton, menjadi 50 ton akan diizinkan. Rencana tersebut akan
dimulai pada tahun 2015.
• Ketika volume lebih
dari transportasi jalan dapat dipindahkan ke kereta api, pemerintah
dapat mentransfer subsidi dari pembangunan jalan ke infrastruktur rel
Sebagai penutup, Ketua Umum ALI, Bapak Zaldy Masita menyimpulkan
industri secara bertahap berharap bahwa angkutan kereta api tidak hanya
dianggap sebagai bagiandari 'transportasi', melainkan mulai
dipertimbangkan sebagai bagian dari 'logistik'. Di masa depan,
diharapakan angkutan kereta api akan menjadi pertimbangan sebagai bagian
dari 'Supply Chain'.