Rabu, 16 April 2014

Pemilu dan Kemajuan Bangsa


Pemilu dan Pemilih 

Pemilu di Indonesia merupakan acara ritual lima tahunan untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat. Pemilu sebagai wujud demokrasi bangsa menjadi jalan untuk proses kemajuan bangsa, untuk melanjutkan pembangunan, menambahan atau membuat prakarsa baru untuk masa depan lebih cerah. Para peserta Pemilu akan mempersiapkan segalanya untuk menghadapi pertarungan demi memperoleh simpati masyarakat. Dalam pemilu penulis mengkalsifikasikan 3 tipe pemih (voters):

1.       Pemilih Setia
2.       Pemilih Pembaharu
3.       Pemilih Pemula


Pemilih Setia  

Pemilih setia apabila dalam beberapa literatur disebut dengan pemilih tradisional merupan pemilih yang “legend” dari dulu sampai sekarang tetap setia dengan satu partai, terlepas apapun kondisi partai tersebut tidak menjadi masalh untuk para pemilih setia, hal ini bisa dimungkinkan karena ada keterikatan batin, ideologi, lingkungan, dll antara sang pemilih dengan partai/pemimpin tersebut.

Pemilih Pembaharu

Pemilih pembaharu atau dalam beberapa artikel ataupun buku-buku ilmu politik disebut dengan pemilih cerdas, pemilih pembaharu ini cenderung pemilih, yang bisa memilih partai dengan cermat, dilihat dari apa yang akan dibawa pemimpin atau partai tersebut (Visi-Misi) apakah visi-misi ini mampu untuk menjadi alat pembaharu untuk perubahan kearah masyarakat yang sejahtera. Pemilih pembaharu biasanya memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi, para pemilih ini selalu mengikuti perkembangan politik atau pemerintahan, sehingga faktor-faktor yang terjadi di partai politik akan mempengaruhi pemilih ini untuk menentukan pilihannya. Track record Partai/Pemimpin amat penting untuk pemilih dengan klasifikasi ini.

Pemilih Pemula

Pemilih pemula adalah pemilih yang baru memenuhi syarat untuk bisa berpartisipasi dalam politik, pemilih ini cendurung ingin mengetahui informasi yang banyak mengenai partai, pemilih pemula biasanya masih bimbang untuk menentukan pilihan. sebagian pemilih pemula ada yang ditentukan oleh fakto-faktor :
  • Lingkungan 
  •   Teknologi Informasi (Berita) 
  •  Faktor Orang Tua 
  •    Dll
Pilihan pemilih pemula pertama kali akan mempengaruhi pilihannya dikemudian hari 

Pemilu Bukan Sekedar Mengumpulkan Suara (Angka Itu Bernyawa)

Dalam proses pemilihan umum, salah satu agendanya adalah kampanye, dalam kampanye inilah para calon pemimpin ataupun calon legislatif menyampaikan visi misi serta programnya untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Banyak strategi yang dijalankan oleh peserta pemilu dalam kampanye mulai dari pemasangan spanduk, baliho, flyer, dll, supaya makin menarik mengundang artis top Ibu Kota. Dalam tujuan kampanye adalah menjual program strategis dan konsep yang dimiliki kepada pemilih yang tujuan utamanya menurut penulis, inputnya berupa suara yang diberikan.

Pemenang pemilu ditentukan oleh hasil suara terbanyak, suara itu memuat angka-angka, suara dari masyarakat, yang itu merupakan suatu amanah serta kepercayaan masyarakat terhadap peserta pemilu. Ada yang banyak ada yang sedikit ada yang terpilih ada juga yang belum terpilih. Namun angka-angka pemilu itu bukan menang atau kalah terpilih atau tidak terpilih, angka itu hidup angka, angka itu kepercayaan dan amanah terhadap peserta pemilu. Jadi dalam pemilu jangan mengabaikan angka-angka tersebut, walupun sedikit dan tidak menjadi pemenang tapi angka itu angka yang hidup angka yang masih memberika amanat dan kepercayaan kepada peserta pemilu.

Pemilu bukan hanya sekedar mengumpulkan suara tapi mengumpulkan kepercayaan masyarakat dan mengemban amanat masyarakat agar tercipta pembangunan dan pertumbuhan kearah masyarakat Indonesia yang sejahtera. sekecil apapun angka hasil pemilu itu merupakan kepercayaan yang diberikan. Angka dalam pemilu memiliki nyawa.

Hasil Pemilu bertujaan untuk Kemajuan Bangsa

Pemenang dalam Pemilu baik Legislatif ataupun esekutif, maka akan duduk di kursi masing-masing dengan kewengnangannya, dan memiliki amanah untuk merumuskan strategi baru dan menuruskan program yang telah ada yang bermuara terciptanya kesejahteraan dan keadilan masyarakat Indonesia. Maka dari itu kemajuaan bangsa akan salah satunya ditentukan oleh hasil dari pemilu. Maka dari itu siapapun yang diberikan amanah untuk mengemban amanah hasi pemilu seyogyanya berperan dengan baik sesuai dengan proporsinya masing-masing, karena ada titipan amanah dan kepercayaan dari penduduk Indonesia, dan perlu diingat pemilu itu tidak mudah, dan tidak murah, maka jadikan pemilu sebagi momentum untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara yang sejahtera.

Dari dulu sampai – sekarang dari tahun 55 sampai 14, hasil pemilu yang inputnya adalah legislator baru ataupun petahana, Pemimpin baru ataupun petahana berupaya untuk menjadikan Indonesia menjadi Negara yang maju yang harum di negeri sendiri termasyur di negeri orang. Hasil pemilu menjadi nahkoda Indonesia untuk lima tahun kedepan, Indonesia telah melewati beberapa masa kepemimpinan dari hasil pemilu dan menjalankan pemerintahannya dengan baik dengan berbagai strategi pembangunan yang berbeda-beda, ibarat tim sepak bola memakai beragam stategi ada 4-4-2, 4-3-3, 4-3-1-2, dll, begitu pula dengan pemerintahan hasil pemilu kita. Pemerintahan hasil pemilu 2014 kita tunggu strategi apa yang akan dilakasanakan untuk menahkodai Indonesia, yang penting apapun hasil pemilu, hasil pemilu muara akhirnya untuk kemajuaan Bangsa Indonesia.

  

Aang Wiguna
aangwiguna@yahoo.co.id

Jumat, 11 April 2014

Pembenahan Jalur Pantura Usai Sebelum Lebaran

Dimas Novita Sari   -   Kamis, 10 April 2014, 22:59 WIB 

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum memastikan pembenahan jalan pantai utara (pantura) Jawa  akan berfungsi  pada Lebaran 2014, menyusul pekerjaan fisik  terus dipacu.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto mengatakan semua titik yang dalam kondisi belum mantap di jalur sepanjang 1.300 km tersebut tengah dalam proses pengerjaan.
“Awal Maret lalu sudah dimulai. Sekarang ini dikerjakan semua, baik yang penangan rutin, berkala, hingga rekonstruksi,” katanya, Kamis (10/4/2014).

Terkait dengan jalan yang rusak akibat banjir beberapa waktu lalu, Djoko menguraikan kementerian tidak melakukan pembetonan terhadap semua titik jalan yang rusak tersebut.

Pasalnya, pembetonan atau rigid pavement hanya dapat dilakukan pada jalan dengan kondisi tanah yang stabil dan beban tonase yang sangat tinggi.

“Tidak semua yang kena banjir dibeton. Untuk bagian-bagian yang secara teknis pakai beton, ya, kita pakai beton,” papar Djoko.