(Jakarta, 18/3/2014) Sistem Logistik Nasional (Sislognas) menjadi tulang
punggung perekonomian nasional. Misi Sislognas dalam konsep ekonomi
adalah globally connectivated dan locally integrated. Demikian
disampaikan Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik dan Multimoda,
Sugihardjo dalam paparan pada Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi
Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI ) di Jakarta, Senin (17/3).
Dalam
paparannya tersebut Sugihardjo menjelaskan, logistik dan forwader
memiliki peran yang penting dalam perekonomian nasional. Karena itu, ia
berpesan kepada ALFI untuk lebih meningkatkan perannya tidak hanya
domestik tetapi juga internasional.
"Peran pendistribusian
komoditas domestik harus dipertahankan, tetapi kita tidak bisa menutup
diri dari pergaulan internasional," pesannya.
Ia menegaskan,
persaingan di sektor jasa logistik akan semakin berat, terlebih dengan
semakin agresifnya investor asing yang akan masuk ke Indonesia.
"Lebih
- lebih ketika nanti diberlakukannya masyarakat ekonomi ASEAN 2015.
Sudah siapkan sumber daya manusia (SDM) kita?" tanya Sugihardjo.
Ia menambhakan, prinsip dalam Sislognas adalah turunnya biaya dan waktu proses dwelling time dalam proses logistik.
"Dwelling
time di Indonesia masih lama antara 6 sampai 8 hari. Negara - negara
tetangga sudah 3 sampai 4 hari bahkan Singapura lebih pendek dari itu,"
papar nya
Kondisi tersebut, dijelaskan Sugihardjo, karena
banyaknya instansi terlibat di pelabuhan. Karena itu, perlu sinergi dari
berbagai pihak yang terlibat di pelabuhan.
Sementara itu, Ketua
Umum ALFI Iskandar Zulakarnaen mengatakan, Munas ALFI tahun ini
mengambil tema " Suksesnya Pemilu 2014 dan Suksesnya Kepemimpinan
Nasional Ditentukan oleh Sistem Logistik Nasional" dan berharap
Sislognas menjadi program utama pemerintahan hasil Pemilu 2014.
Munas ALFI selain memilih pengurus baru, juga membahas revisi KM Perhubungan tahun 1998 tentang Jasa Pengurusan Transportasi.
Revisi
KM tersebut harus bisa memberikan kepastian usaha ribuan usaha logistik
di Indonesia. " Sikap ALFI adalah agar usaha logistik nasional
terlindungi dan menolak kebijakan yang berpotensi mengancam usaha
sektor ini," jelas Iskandar.
Ia mengatakan, tantangan sektor
logistik di Indonesia saat ini sangat berat. Faktor daya saing logistik
yang masih terpuruk hingga biaya logistik yang tinggi membuat Indonesia
tidak mudah memasuki era liberalisasi ekonomi ASEAN 2015.
" Tantangan terberat adalah para pelaku usaha asing yang masuk sektor usaha ini," tambah Iskandar.(SNO)
Sumber : http://m.dephub.go.id/read/berita/sislognas-tulang-punggung-perekonomian-60791
Tidak ada komentar:
Posting Komentar